Kenapa peserta didik kesulitan menguasai bidang studi yang dipelajarinya? atau kenapa daya serap peserta didik terhadap penguasaan bidang studi rendah?
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Mari kita coba telaah apa yang terjadi pada proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang terjadi di sekolah dari sisi waktu.
Kalau kita tanya pada peserta didik tingkat 1 SMK, "kalian berapa lama belajar Agama (pinjam nama bidang studi) di tingkat 1 SMK", jawabannya koor hampir semuanya sama yaitu 1 tahun, apakah benar jawaban peserta didik ini?
Mari kita lihat secara detil perhitungannya, sebagai berikut:
- Dalam satu minggu materi pelajaran bidang studi agama diajarkan 1 kali pertemuan.
- Satu kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran.
- Satu jam pelajaran terdiri dari 45 menit, sehingga dalam satu kali pertemuan waktu yang diperlukan 90 menit.
- Bila dalam satu tahun terdiri dari 40 minggu efektif waktu yang tersedia (perhitungan kalender akademik yang berlaku di sekolah), maka perhitungan jumlah waktu KBM sebenarnya adalah: 40 minggu x 90 menit = 3600 menit atau setara dengan 60 jam (1 jam = 60 menit) atau sama saja dengan dua setengah hari saja.
Jadi jawaban peserta didik di atas yang menjawab 1 tahun (360 hari) keliru besar, sebenarnya waktu belajar bidang studi Agama tadi di sekolah hanya 2,5 hari saja, itupun dengan catatan bila guru dan siswanya dalam satu tahun masuk terus tanpa bolos.
Perhitungan di atas berlaku untuk perhitungan bidang studi lainnya
Artinya apa? Sulit dibayangkan peserta didik akan mampu menguasai bidang studi yang diajarkan oleh Guru (pendidikan formal) tersebut sesuai tuntutan kurikulum (jumlah waktu sangat minim) kalau tidak didukung dengan usaha lainnya dalam mencari ilmu pengetahuan (pendidikan informal dan atau non formal).
Jadi kita tidak usah heran bila peserta didik memiliki banyak kelemahan, mereka tidak mampu menguasai bidang studi Agama, Matematika, Bahasa Inggris dan lain-lainnya dengan baik sementara harapan dari tujuan pendidikan itu tinggi sekali.
Dengan gambaran di atas, maka sebaiknya peserta didik dapat mengambil langkah yang tepat kalau mau menguasai bidang studi Agama, mampu melakukan perhitungan Matematika, bisa berbicara dalam bahasa Inggris dan lain sebagainya, dengan cara melakukan usaha tambahan belajar ditempat lain (pendidikan informal, non formal atau usaha sendiri).
Semoga tulisan Umar Bakrie nDeso ini bisa memberikan gambaran yang dapat memacu motivasi peserta didik dalam belajar untuk bekal kehidupan dimasa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar